Jumat, 20 November 2009


Cinta Yang Berbeda

Aku jatuh cinta. Tapi kali ini rasanya sungguh berbeda. Jauh lebih agung. Jauh lebih indah. Tidak penting kamu tahu siapa orangnya. Yang jelas dia sangat istimewa. Meski dia sudah memiliki teman hidup, meski dia sudah memiliki keluarga.

Sudah kubilang cinta ini lebih agung. Sebab aku selalu turut berbahagia kalau dia (dan keluarganya) bahagia. Aku selalu ikut berbangga saat dia mencetak prestasi demi prestasi dan aku lalu mengiriminya ucapan selamat dan pujian tulus. Aku bahkan tak jarang mendoakan kebaikannya.

Aku mengaguminya. Atas kecerdasan dan kedewasaannya. Atas bakat besarnya. Atas caranya memandang hidup. Juga atas segala kesombongan dan kepercayaan dirinya. Aku percaya dia sungguh ditakdirkan menjadi orang yang besar. Aku percaya bahwa untuk mencapai kebesaran itu dia memang harus melalui jalan yang tidak mudah. Dan aku, aku di sini, selalu berharap yang terbaik untuk dia.

Sudah kubilang cinta yang ini lebih indah. Sebab berbeda dari semua cinta yang pernah kurasakan, yang satu ini nggak secuilpun membuatku ingin memiliki cintanya. Aku hanya mencintai tanpa pernah mengharap cinta darinya. Bukankah cinta seperti inilah yang dinamakan cinta yang tulus?

Aku mencintai dia. Tidak perlu kamu tanyakan siapa orangnya. Yang jelas, dia orang yang sangat istimewa.

Senin, 26 Oktober 2009


rOna kEhiDupan

Jiwa ku terombang-ambing di lautan asmara
Perahu rindu ku kini t’lah rapuh terkikis
Air laut kebencian dan karang ke egoisan
Kini,ku berada di tengah lautan yang tak bertepi
Pakaian kasih sayang t’lah ku berikan pada seekor burung dara
Tawaku t’lah melayang bersama kemarahanku
Separuh jiwaku kini t’lah mengkhianati logika
Pikiranku menyelam ke dalam lautan tak berdasar
Rasa dahaga kasih kini mulai mendera kalbu
Karena semua perasaan yang kumilki t’lah lenyap
Ketika kaki ini menginjak dermaga kehidupan
Untuk mengarungi samudra cinta yag ganas…
Langit semakin membuatku tersesat dalam pekatnya malam
Raga dan batinku dihantam gelombang keangkuhan
Namun waktu,t’lah beranjak mengganti…
Hujan pun mulai turun ‘tuk menyegarkan diriku lagi
Burung dara kini t’lah kembali dengan wujud bidadari
Yang memberikanku pakaian keabadian nan suci
Untuk kunikmati selamanya
Karena seluruh raga ku t’lah melewati
Samudra cinta dengan senyum merekah
Meski hati tersayat-sayat oleh karang yang tajam

Rabu, 21 Oktober 2009

INGIN SEPERTI MALAM


INGIN SEPERTI MALAM

Cepat bisikkan padaku cerita lain seperti yang nampaknya selalu kau jujurkan pada yang membawamu : Angin. Meski selinap itu terus mencegahmu untuk berterusterang ketika kau isyaratkan bahwa kabut gunung telah turun bersama hujan Kukira itu cerita sedih ketika kau tak juga menyahut Kalau begitu cepat katakan mengapa kau terlalu dekat bersarang di peraduan di mana kupikirkan letaknya maut Jangan melawan ... ! Aku ingin seperti malam Yang tak pernah bertanya atau memaksa